Senin, 14 Juli 2014

Merantau



Semua cerita tentang hidup pasti mengandung suka dan duka dalam menjalaninya, dan itu yang saya rasakan selama menjalani perantauan sebagai mahasiswa di Bandung.

Jujur saja, sebelum saya memutuskan untuk melanjutkan studi di kota Bandung, saya tidak tau apa-apa tentang kehidupan di kota besar seperti apa, motivasi saya untuk studi ke Bandung hanya ingin mengenal dunia luar dan mungkin supaya bisa sering naik pesawat terbang *norak* *abaikan* , walaupun sebelumnya saya pernah sekali liburan ke pulau jawa, itupun saat masih kecil. Hal-hal yang saya rasakan selama menjalani perantauan adalah……




Jauh dari keluarga

Jelas, hal pertama yang dirasain oleh perantau adalah jauh dari orang tua dan keluarga. Pamit untuk pergi meninggalkan rumah adalah sesuatu yang sangat berat dilakukan bagi saya, dan saat yang paling saya benci adalah ketika pamitan dengan orang tua dan meninggalkan rumah untuk melanjutkan perantauan saya dalam mengejar studi. Pada saat itu adalah saat dimana perasaan sedih terasa susah untuk dibendung, dan yang namanya anak laki-laki pasti genggsi untuk meluapkan emosinya secara langsung, walaupun itu dengan orang tua sendiri. Rasa sedih saya saat itu hanya bisa saya wakili dengan salaman dan mencium tangan orang tua saya… walau bagaimanapun, sejauh-jauhnya saya pergi merantau keluarga adalah tempat untuk pulang, dan itu membuat rasa sedih saya sedikit berkurang.



LDR

Tidak sedikit orang-orang terjebak dalam hubungan ini saat harus ditinggal pergi merantau. Bagi sebagian orang yang melakukan hubungan ini pasti berat untuk menjalaninya, yang biasanya pacaran sering megang tangan pasangan, sekarang hanya sering megang telfon genggam. yang tadinya bisa melihat langsung pasangannya, sekarang hanya bisa melihat fotonya.
Saat kita hanya bisa memberikan perhatian tanpa bisa melihat apa lagi menyentuh, itu pedih kawan… dan itu yang pernah saya rasakan. Saya pernah 3 kali menjalani hubungan jarak jauh ini, dan semuanya tidak ada yang berhasil. Masalah sepele saja bisa menjadi sangat besar, prasangka-prasangka buruk pasti selalu datang.. banyak sekali duka yang dirasain bagi penganut LDR ini.. dan sukanya?? GAK ADA.. LDR tuh menurut saya sama aja dengan jomblo, bedanya.. jomblo nggak boros pulsa :p

Lingkungan yang baru

senyaman-nyamannya orang yang sudah biasa hidup dilingkungan yang biasa ditinggalinya, tidak akan merasa nyaman jika hidup pada lingkungan yang baru, walaupun menurut sebagian orang lingkungan itu sangat nyaman.
suasana yang beda dengan suasana dikampung halaman dirasakan sangat tidak betah pada awalnya, ditambah orang-orang dan budayanya yang sangat jauh berbeda semakin menambah rasa tidak betah pada saat itu.
Hal pertama yang saya pikirkan ketika pertama sampai pada kota ini adalah saya harus mulai lagi dari awal, menjalani kehidupan yang baru, mencari teman baru, dan harus menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Mandiri

Hidup dikota yang baru tanpa orang tua tentunya saya harus dituntut untuk mengurusi diri saya sendiri. Yang sebelumnya semua kehidupan saya sangat bergantung pada orang tua tetapi sekarang mulai dari makan, nyuci, beres-beres dan bangun tidur, semuanya dilakukan sendiri. Mandiri disini dimaksudkan untuk hidup disiplin (Tapi untuk masalah uang bulanan gak nyari sendiri kok :p)

Banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapatkan dalam menjalani masa perantauan ini. Merantau bagi saya adalah salah satu tahapan dalam hidup untuk menuju kedewasaan.



Hal tersedih dalam berpergian jauh adalah saat dimana tidak ada orang yang sedih dengan kepergian kita dan tidak ada yang merindukan kita untuk pulang. Beruntunglah kalian jika masih ada yang mentanti kepulangan kalian pada saat berpergian jauh.. dan saya adalah salah satu orang yang beruntung itu :)

Minggu, 13 Juli 2014

Semua orang berbakat dalam semua hal


Saya ingin sedikit bercerita tentang hobi mengambar saya, dan proses pembelajarannya. 

Sejak kecil saya sudah mulai menyukai dunia seni. Awalnya saya melihat teman SD saya yang menurut saya pada saat itu jago sekali menggambar tokoh-tokoh kartun. Sejak saat itu saya mulai mengagumi dunia seni. Setelah itu saya sering menirukan gambar-gambar buatannya dan mencoba menggambar tokoh kartun sendiri, bisa dibilang, tiada hari tanpa menggambar, sampai-sampai semua buku pelajaran saya pada bagian belakangnya penuh dengan gambar tokoh-tokoh kartun, bahkan setelah duduk di tingkat sekolah selanjutnya (SMP & SMA) saya terus menggambar tokoh kartun, mungkin materi pelajaran yang saya catat di sekolah lebih sedikit dari pada tokoh kartun yang saya gambar hahaaaa…

satu-satunya gambar yang sempat difoto saat masih SMA



Saat masih sekolah saya pernah melihat sketsa wajah yang di lukis dengan media pensil diinternet, kekaguman saya saat itu pada dunia seni semakin besar, dan saya pun berkeingin untuk dibuatkan sketsa wajah saya sendiri seperti itu.
Sampai pada waktunya saya masuk kejenjang perkuliahan. Saat itu saya mengambil jurusan Desain Interior di Bandung, disana saya banyak kenal dengan orang yang bisa dibilang jago gambar. Sampai pada suatu hari saya melihat teman dekat saya, Aghy, yang melukis wajah dengan media pensil. Hasil gambarannya pun hampir mirip seperti aslinya. Setelah takjub melihat hasil gambarnya, saya pun coba-coba men-sketsa sendiri setibanya dikosan.

sketsa pertama, wajah saya dengan pacar mantan

Setelah selesai mencoba sketsa wajah tadi, kesesokan harinya setibanya dikampus sayapun bertanya sekedar minta penilaian dan bertanya tentang kekurangan dari gambar sketsa yang saya buat kepada teman saya Aghy (yahh.. walaupun saya sendiri juga tau kalau sketsa yang saya buat jauh dari kata sempurna), setelah di beri arahan, tips dan trik dari menggambar sketsa, saya pun mulai mencoba lagi, tentunya dengan bimbingan Aghy. Mulai saat itu Aghy menjadi panutan saya dan sekaligus menjadi guru sketsa saya hahaaa..
Setelah itu saya pun mulai serius menggeluti dunia sketsa wajah tersebut, hampir setiap hari saya terus mengasah kemampuan saya dibidang sketsa wajah, sampai-sampai saya hampir mengabaikan kuliah saya.
tahap belajar sketsa


Mulai saat itu ambisi saya adalah mengalahkan gambar sketsa Aghy hahaaa.. Walaupun ada saja komentar dari teman satu kelas yang meremehkan kemampuan menggambar saya, saat melihat usaha saya untuk belajar menggambar. “ah.. sok-sok an belajar lagi lu..” “gambar gituan gw jg bisa” tapi lucunya, orang yang berkomentar miring itu malah skill menggambarnya jauh diatas rata-rata. Abaikan saja komentar-komentar yang tidak penting seperti itu, 
sampai tiba saatnya membalas komentar-komentar mereka dengan hasil dari usaha dan kerja keras nanti jika sudah mahir.


Selama dalam proses belajar, saya sering diam-diam mengambil foto profil cewek-cewek yang tidak saya kenal untuk dijadikan model sketsa gambar (tentunya cantik :p) setelah selesai dengan gambar sketsa, lalu saya menunjukan hasil sketsa yang saya buat tadi kepada pemilik foto tersebut, satu persatu saya tunjukan hasil sketsa kepada cewek-cewek yang saya ambil fotonya dan komentarnya selalu sama, mereka sangat senang dan berterima kasih kepada saya. Akhirnya cewek-cewek cantik itu yang tadinya tidak kenal dengan saya jadi mau kenalan dengan saya :p manis… memang *licik (sambil menyelam minum air teh manis).


hasil ngemodusin cewek-cewek :p

Temanku Aghy bisa dibilang sudah prefesional, sering sekali gambarnya dihargai/dibayar oleh orang yang minta dibuatkan sketsa kepadanya. Sayapun ingin sampai pada tahap itu, saat gambar sketsa saya dihargai oleh orang lain. Bukan karena untuk mencari uang, tetapi lebih ke soal dihargainya sebuah karya seni. Artinya bila ada orang mau membayar hanya untuk demi dibuatkan sketsa, berarti orang tersebut menghargai dan mengakui karya seni yang kita buat itu benar-benar bagus.


Setelah saya sering memposting hasil sketsa wajah yang saya buat, tiba-tiba ada seseorang yang tidak saya kenal minta dibuatkan sketsa wajah pacarnya dan mau membayar uang yang nilainya lumayan besar bagi anak kos. Mendengar penawaran itu saya pun senang, tetapi setelah mendengar permintaan itu tidak serta merta langsung saya terima tawarannya, soalnya saya sendiri baru pertama kali dimintai gambar sketsa dan dibayar, yang saya khawatirkan adalah setelah selesai gambar sketsa, nantinya orang yang minta digambarkan itu kurang puas dengan gambar sketsa yang saya buat. Lalu saya minta pendapat kepada Aghy, dia pun mendukung orderan menggambar saat itu, “gambar lu kan udah lumayan, coba aja dulu.. nanti kerasa gimana rasanya ngegambar sketsa biasa sama ngegambar yang dibayar orang.. pasti nanti lu ngegambarnya lebih teliti.. disitulah tantangannya.. yahh itung-itung nambah-nambah pengalaman” setelah saya pikir-pikir, ada bener nya juga. Lalu saya terima orderan yang sebelumnya dari orang tersebut. Dan hasilnya pun seperti ini…


  

Benar memang, sketsa yang saya buat dari orderan perdana tersebut terasa hasilnya lebih spesial dari hasil gambar sketsa yang saya buat dari sebelum-sebelumnya, orang yang meminta orderan tersebut juga terlihat cukup puas dengan hasil sketsa saya J. Mulai saat itu semangat saya untuk mengasah kemampuan meng-sketsa lebih besar dan menggebu-gebu, saya pun terus menggambar dan menggambar jika ada waktu luang.

Tidak terasa hampir 2 tahun saya serius belajar sketsa wajah, saya menyadari kemampuan saya jika dibandingkan dengan sketsa wajah dari sketsa pertama kali yang saya buat, perbedaannya sangat jelas terlihat..

Berikut hasil belajar sketsa selama hampir 2 tahun..

arsiran pensil
karikatur
 
warna



dan merambah ke media dinding 
tinta
pensil warna

Saya masih ingat betul keinginan saya dulu waktu masih duduk di bangku SMK yang ingin sekali dibuatkan sketsa wajah, sekarang saya bisa membuatkan sketsa wajah saya sendiri, tanpa harus mencari orang yang bisa membuat sketsa wajah saya.. dan saya sangat bersyukur sekali setiap saya melihat foto gambar tokoh kartun yang saya buat waktu masih sekolah dulu..


Saya tidak percaya yang namanya “bakat dari lahir”, yang saya percayai bahwa setiap orang bisa menjadi apa yang dia inginkan, asal dengan usaha dan keyakinan yang kuat, serta terus berusaha, maka semua yang kita cita-citakan menjadi mungkin tercapai. Semua orang berbakat dalam semua hal kawan…